Monday, April 27, 2009

continue.....

Ini untuk : yang baru saja menikah, yang sudah menikah, yang akan menikah dan yang sedang mencari, khususnya yang sedang mencari.


J I K A
........
Jika kamu memancing ikan.....
Setelah ikan itu terikat di mata kail, hendaklah kamu mengambil ikan itu.....
Janganlah sesekali kamu lepaskan ia semula ke dalam air begitu saja....
Karena ia akan sakit oleh karena bisanya ketajaman mata kailmu dan mungkin ia akan menderita selagi ia masih hidup.

Begitulah juga setelah kamu memberi banyak pengharapan kepada seseorang... .
Setelah ia mulai menyayangimu hendaklah kamu menjaga hatinya.....
Janganlah sesekali kamu meninggalkannya begitu saja......
Karena ia akan terluka oleh kenangan bersamamu dan mungkin tidak dapat melupakan segalanya selagi dia mengingat... ..

Jika kamu menadah air biarlah berpada, jangan terlalu mengharap pada takungannya dan janganlah menganggap ia begitu teguh......cukuplah sekadar keperluanmu. ......
Apabila sekali ia retak......tentu sukar untuk kamu menambalnya semula......
Akhirnya ia dibuang..... .
Sedangkan jika kamu coba memperbaikinya mungkin ia masih dapat dipergunakan lagi.....

Begitu juga jika kamu memiliki seseorang, terimalah seadanya.... .
Janganlah kamu terlalu mengaguminya dan janganlah kamu menganggapnya begitu istimewa.... .
Anggaplah ia manusia biasa.
Apabila sekali ia melakukan kesilapan bukan mudah bagi kamu untuk menerimanya. ....akhirnya kamu kecewa dan meninggalkannya.
Sedangkan jika kamu memaafkannya boleh jadi hubungan kamu akan terus hingga ke akhirnya.... .

Jika kamu telah memiliki sepinggan nasi.....yang pasti baik untuk dirimu.
Mengenyangkan. Berkhasiat.
Mengapa kamu berlengah, coba mencari makanan yang lain....
Terlalu ingin mengejar kelezatan.
Kelak, nasi itu akan basi dan kamu tidak boleh memakannya.
kamu akan menyesal.

Begitu juga jika kamu telah bertemu dengan seorang insan....yang membawa kebaikan kepada dirimu.
Menyayangimu. Mengasihimu.
Mengapa kamu berlengah, coba bandingkannya dengan yang lain. Terlalu mengejar kesempurnaan.
Kelak, kamu akan kehilangannya; apabila dia menjadi milik orang lain kamu juga akan menyesal.

Thursday, April 23, 2009

Pernikahan adalah seperti sekolah

Bertahun-tahun yang lalu, saya berdoa kepada Tuhan untuk memberikan saya pasangan, "Engkau tidak memiliki pasangan karena engkau tidak memintanya", Tuhan menjawab.

Tidak hanya saya meminta kepada Tuhan,seraya menjelaskan kriteria pasangan yang saya inginkan. Saya menginginkan pasangan yang baik hati,lembut, mudah mengampuni, hangat, jujur, penuh dengan damai dan sukacita, murah hati, penuh pengertian, pintar, humoris, penuhperhatian. Saya bahkan memberikan kriteria pasangan tersebut secara fisik yang selama ini saya impikan.

Sejalan dengan berlalunya waktu,saya menambahkan daftar kriteria yang saya inginkan dalam pasangan saya. Suatu malam, dalam doa, Tuhan berkata dalam hati saya, "HambaKu, Aku tidak dapat memberikan apa yang engkau inginkan."

Saya bertanya, "Mengapa Tuhan?" dan Ia! menjawab, "Karena Aku adalah Tuhan dan Aku adalah Adil. Aku adalah Kebenaran dan segala yang Aku lakukan adalah benar."

Aku bertanya lagi,
"Tuhan, aku tidak mengerti mengapa aku tidak dapat memperoleh apa yang aku pinta dariMu?"

Jawab Tuhan, "Aku akan menjelaskan kepadamu. Adalah suatu ketidakadilan dan ketidakbenaran bagiKu untuk memenuhi keinginanmu karena Aku tidak dapat memberikan sesuatu yang bukan seperti engkau. Tidaklah adil bagiKu untuk memberikan seseorang yang penuh dengan cinta dan kasih kepadamu jika terkadang engkau masih kasar; atau memberikan seseorang yang pemurah tetapi engkau masih kejam; atau seseorang yang mudah mengampuni, tetapi engkau sendiri masih suka menyimpan dendam; seseorang yang sensitif, namun engkau sendiri tidak..."

Kemudian Ia berkata kepada saya, "Adalah lebih baik jika Aku memberikan kepadamu seseorang yang Aku tahu dapat menumbuhkan segala kualitas yang engkau cari selama ini daripada membuat engkau membuang waktu mencari seseorang yang sudah mempunyai semua itu. Pasanganmu akan berasal dari tulangmu dan dagingmu, dan engkau akan melihat dirimu sendiri di dalam dirinya dan kalian berdua akan menjadi satu. Pernikahan adalah seperti sekolah, suatu pendidikan jangka panjang. Pernikahan adalah tempat dimana engkau dan pasanganmu akan saling menyesuaikan diri dan tidak hanya bertujuan untuk menyenangkan hati satu sama lain, tetapi untuk menjadikan kalian manusia yang lebih baik, dan membuat suatu kerjasama yang solid. Aku tidak memberikan pasangan yang sempurna karena engkau tidak sempurna. Aku memberikanmu seseorang yang dapat bertumbuh bersamamu".

be continue....

Tuesday, April 21, 2009

Doa Belajar oleh Imam al-Haddad

Doa Belajar oleh Imam al-Haddad



Niat adalah inti utama ibadat. Tanpa niat yang betul dan ikhlas, amalan yang baik sekalipun tidak akan diterima oleh Allah. Oleh itu, apabila kita mencari ilmu, tidak kira ilmu berkaitan Islam atau pun bukan, maka adalah penting bagi kita untuk sentiasa memeriksa niat kita itu. Sesuatu ilmu itu menjadi ilmu sekular apabila ia membawa kita jauh dari mengingati Allah, sama ada Geografi, Fizik, Matematik, bahkan ilmu fiqh, hadith, al-Quran, dan sebagainya.

Oleh itu, Imam Abdullah bin Alawi al-Haddad (iaitu Imam al-Haddad; 1044-1132H) sangat menggalakkan anak-anak muridnya untuk membaca satu doa yang dibaca sebelum memulakan sesi pembelajaran. Dan doa ini adalah antara doa yang selalu diulang-ulang oleh para pelajar di Darul Mustafa, Tarim.

Doa yang diajarkan oleh Imam al-Haddad itu adalah seperti di bawah ini:

doa oleh imam al-haddad
terjemahan kepada doa ini (kalau ada silap, sila betulkan):
"Aku niatkan untuk belajar dan mengajar,
mengambil dan memberi manfa'at,
mengambil dan memberi peringatan,
mengambil faedah dan memberi faedah,
berpegang teguh pada Kitab Allah
dan sunnah Rasulullah sallahu alayhi wassalam,
menyeru kepada petunjuk,
menunjuk ke arah kebaikan,
menuntut dan mencari keredhaan Allah,
mendekatkan diri dan mendapatkan balasan dari-Nya.
Amin."

Orang Pertama Digelar al-Haddad

Keturunan Bani Alawi pertama yang mendapat gelaran al-Haddad (secara literal bermaksud Tukang Besi) ialah Syed Ahmad yang hidup pada kurun ke-9 Hijrah. Beliau sering menghabiskan masanya di sebuah kedai membuat barangan besi di Tarim. Syed Ahmad dan si Tukang Besi ini adalah bersahabat baik.